jpnn.com, JAKARTA - Ketua Fraksi Golkar di DPR Muhamad Sarmuji menyebut Indonesia tidak bisa mengandalkan kapasitas fiskal demi mencapai target pertumbuhan ekonomi delapan persen.
"Demi menggenjot kinerja pertumbuhan ekonomi, bila mengandalkan kapasitas fiskal, akan menjadi sangat sulit dicapai," kata dia dalam diskusi berseri Fraksi Partai Golkar bertema Mencari Cara Ekonomi Tumbuh Tinggi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11).
Menurutnya, ruang fiskal Indonesia sangat terbatas, karena alokasi biaya rutin seperti subsidi hingga mandatory spending untuk pendidikan serta bunga utang.
Toh, kata Sarmuji, pendapatan negara dalam satu dekade terakhir hanya bisa tercapai atau terlampaui dari target ketika harga komoditi global meningkat.
Hal ini menandakan bahwa penerimaan pajak tidak cukup untuk menopang belanja negara yang membutuhkan likuiditas sangat besar.
"Dengan demikian, bauran kebijakan nonfiskal sangat dibutuhkan, salah satunya melalui kebijakan moneter yang tepat tanpa mengorbankan independensi BI sebagai Bank Sentral," ungkapnya.
Sarmuji melanjutkan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) yang pernah diterapkan sebelumnya pada masa emas ekonomi Indonesia era 1988-1995 perlu diimplementasikan kembali dengan menjaga prinsip kehati-hatian.
Dia mengatakan KLBI bisa diarahkan secara disiplin pada sektor-sektor utama penggerak pertumbuhan ekonomi padat karya, bisa menjadi instrumen moneter signifikan.