jpnn.com - JAKARTA - Peneliti The Indonesian Institute (TII) Felia Primaresti menyebut berbahaya jika partai politik masuk dalam pemilihan kepala desa.
Masuknya parpol dapat menimbulkan sejumlah kekhawatiran terkait dampak terhadap proses demokrasi, serta nilai-nilai tata kelola di tingkat desa.
"Masuknya parpol dalam pilkades berisiko meningkatkan polarisasi dan konflik di tengah masyarakat desa," ujar peneliti bidang politik TII Felia Primaresti di Jakarta, Rabu (6/11).
Felia menyatakan hal tersebut menanggapi usulan dari Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Ahmad Doli Kurnia yang mengusulkan pencalonan dalam pilkades menggunakan sistem partai politik resmi.
Menurut Doli, meski saat ini partai yang digunakan di desa bukan partai politik terdaftar, tetapi kelompok-kelompok politik lokal seperti "partai nangka" atau "partai pepaya" pada dasarnya sudah menerapkan sistem kepartaian.
Doli menyebut usulannya bertujuan untuk membangun sistem politik yang terstruktur hingga ke tingkat desa.
Namun Felia menyebut partisipasi parpol nasional dapat membuka potensi konflik kepentingan dan bahkan intervensi dari aktor politik tingkat nasional maupun lokal.
Felia khawatir dengan adanya partisipasi parpol nasional pada pilkades, maka ketidaknetralan aparat desa dan ketergantungan kepala desa terhadap parpol yang mengusungnya bisa meningkat.