jpnn.com - BARCELONA - Hanya dua kali di era MotoGP, yakni pada 2006 dan 2015, pembalap yang memimpin klasemen hingga menjelang akhir musim gagal menjadi juara.
Pada dua kesempatan itu, Valentino Rossi gagal menjadi juara. Pada 2006 kehilangan keunggulan delapan poin dari Nicky Hayden, sedangkan di 2015 keunggulan tujuh poin Rossi ditikung Jorge Lorenzo.
Akhir pekan ini, anak didik Rossi di VR46 Academy, Francesco 'Pecco' Bagnaia membutuhkan kejutan yang lebih besar untuk menggagalkan Jorge Martin menjadi Juara Dunia MotoGP 2024.
Pecco -pembalap utama pabrikan Ducati, masih berstatus juara bertahan, dua kali. Dia akan memasuki MotoGP Barcelona akhir pekan ini dengan tertinggal 24 poin dari Martin, dengan maksimal 37 poin yang masih diperebutkan untuk sprint (12) dan race (25).
"Saya akan menghadapi akhir pekan ini seperti biasa. Masih ada kesempatan, meskipun sulit. Namun, saya akan memberikan segalanya hingga akhir," ujar Pecco.
"Terlepas dari hasilnya, merupakan suatu kehormatan untuk sekali lagi berada di balapan terakhir musim ini, berjuang untuk gelar juara dunia," imbuhnya.
Memenangi balapan di Barcelona memang tidak cukup bagi Pecco Bagnaia, karena dia butuh yang lain (sebut sajalah kegagalan Martin).
Pecco bersikeras dia tak akan bermain kotor. Dia tidak akan menggunakan taktik melambat jika berada di depan, agar pembalap lain selain Martin ikut bertarung secara berombongan.