jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Karim Suryadi menyoroti polemik yang dilakukan oleh Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).
Karim mengaku aneh karena anggota dewan etik juga merupakan pemilik lembaga survei, misalnya Saiful Mujani.
“Yang menjadi pertanyaan saya bagaimana tingkat independensi dan obyektifitas dewan etik. Apakah dewan etik keanggotannya itu terbebas dari kepentingan lembaga survei atau tidak?," ujar Prof Karim, Senin (11/11).
Seperti diketahui Saiful Mujani adalah pendiri LSI dan pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif pada tahun 2005 hingga 2007. Kemudian di tahun 2011, Saiful Mujani mendirikan lembaga survei dan konsultasi politik yakni Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Karen itu, Karim meragukan netralitas dari Dewan Etik Persepi. Pasalnya tidak menutup kemungkinan adanya konflik kepentingan dari anggora Persepo tersebut.
Apalagi telah beredar luas group chat WhatsApp, Persepi yang dimotori oleh Saiful Mujani menargetkan hasil survei Poltracking Indonesia yang berbeda dari LSI di Pilkada Jakarta.
"Jadi, publik bertanya-tanya, apakah murni ingin menegakan etik atau jangan-jangan rebutan kavling, rebutan lahan. Itu yang tidak baik," ujar Karim.
Saiful Mujani sendiri telah membenarkan dirinya yang mengirimkan chat tersebut di grup chat Persepi.