jpnn.com - JAKARTA - Berdirinya Universitas Kristen Indonesia (UKI) berawal dari gerakan sejumlah tokoh nasional pascakemerdekaan yang terpanggil mendirikan Dewan Gereja Indonesia (DGI) pada 25 Mei 1950.
Menurut Dekan Fakultas Hukum UKI Dr. Hendrik Jayadi, DGI ketika itu sangat peduli terhadap kebutuhan sumber daya manusia (SDM) untuk mengisi lapangan kerja dalam berbagai aspek kehidupan setelah Indonesia merdeka.
"Hasrat masyarakat Kristen Indonesia untuk turut berpartisipasi dalam dunia pendidikan nasional terus berkembang dan mendirikan perguruan tinggi. Hal ini yang mendasari DGI membentuk komisi yang dipimpin oleh Prof. Dr. I.P. Simandjuntak MA. Komisi ini bertugas membuat studi kelayakan dalam mendirikan universitas," ujar Hendrik Jayadi dalam keterangannya yang dipublikasikan Minggu (27/10).
Hasilnya, ditindaklanjuti oleh DGI dan pada 30 Juni 1953 dengan mendirikan Universiteit Kristen Indonesia diresolusikan dan ditandatangani oleh Ds. W.J. Rumambi selaku Sekretaris Umum.
Kemudian, kata Hendrik, Sidang DGI 20-30 Juni 1953 mengusulkan kepada semua gereja dan masyarakat Kristen di Indonesia untuk membantu sepenuhnya pendirian Universitas Kristen, baik secara moral maupun material.
Beranjak dari resolusi tersebut, maka tokoh-tokoh Kristen Indonesia, yakni Mr. Todung Sutan Gunung Mulia selaku Menteri Pendidikan Republik Indonesia pertama, Mr. Yap Thiam Hien dan Benjamin Thomas Philip Sigar mengatasnamakan gereja-gereja yang tergabung dalam DGI untuk mendirikan Yayasan Universitas Kristen Indonesia dihadapan notaris Raden Kadiman dengan nomor akta 117, tertanggal 18 Juli 1953.
Anggota Yayasan kemudian diperbesar dengan kehadiran Elviannus Katoppo, Ong Jan Hong MD, Aminudin Pohan MD, Seri Condar Nainggolan MD, Benjamin Prawirohadmodjo, Pdt. Komarlin Tjakraatmadja, Gerrit Siwabessy MD, Tan Tek Heng dan JCT Simorangkir.
Pada 15 Oktober 1953 diresmikanlah Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang terdiri dari Fakultas Sastra dan Filsafat dan Fakultas Ekonomi.