jpnn.com, JAKARTA - Keheningan di bumi Hibualamo, Maluku Utara berubah menjadi hiruk-pikuk yang penuh hingar bingar.
Puluhan ribu warga dari berbagai penjuru Maluku Utara memenuhi jalan-jalan menuju Rumah Adat Hibualamo, tempat berlangsungnya acara Gebyar Budaya yang digelar oleh Canga Muda yang menghadirkan Sultan Tidore, Husain Alting Sjah.
Jalanan yang biasanya tenang berubah menjadi lautan manusia yang penuh pancaran senyuman dan semangat di wajah mereka yang hadir.
Hal itu untuk menyaksikan perhelatan budaya yang megah ini dengan kehadiran Sultan Husain, calon pemimpin ideal untuk Maluku Utara.
Sultan Husain Alting Sjah mendapat sambutan tarian Cakalele, tarian perang khas Maluku Utara yang memancarkan keberanian, kehormatan, dan semangat juang masyarakat Maluku Utara.
Setelah tarian Cakalele, Sultan diarahkan menuju panggung utama dengan iringan Tarian Denge, sebuah tarian adat yang melambangkan rasa syukur dan penghormatan kepada tamu agung.
Kemudian, prosesi Jokokaha atau cuci kaki Sultan dilakukan. Prosesi ini memiliki makna simbolis sebagai ucapan selamat datang kepada Sultan Tidore dan menunjukkan kesucian, penghormatan serta penerimaan yang hangat dari masyarakat Halmahera Utara.
Air yang digunakan dalam Jokokaha dipersembahkan sebagai simbol doa dan harapan untuk kebersihan hati serta keberkahan dalam setiap langkah Sultan.