jpnn.com - TERNATE - Gunung Gamalama di Kota Ternate, Maluku Utara, kembali mengeluarkan asap kawah bertekanan lemah yang teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 150 meter di atas puncak kawah, Minggu (27/10) sekitar pukul 06.08 WIT.
"Memang benar dan itu masih murni kontaminasi dengan air hujan, bukan peningkatan," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Api Gamalama Marjan dalam keterangan tertulis yang terima ANTARA di Ternate, Minggu (27/10).
Dia mengatakan untuk saat ini kegiatan aktivitas kegempaan atau magma masih terlihat fluktuaktif atau normal normal saja. "Cuaca cerah dan berawan angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut Suhu udara 20-28 °C dan kelembaban udara 65-98 %,"kata dia.
Oleh karena itu, lanjut Marjan, masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 1,5 kilometer dari kawah puncak gunung yang terakhir kali erupsi pada 2018 silam itu. "Saat ini Gunung Gamalama masih berstatus Level II atau Waspada,"ungkap Marjan.
Dia mengimbau kepada masyarakat di daerah ini, khususnya yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Gamalama, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar, karena saat ini di Kota Ternate memasuki musim penghujan.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate, meminta kepada seluruh camat dan kelurahan untuk meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi peningkatan aktivitas Gunung Gamalama.
Selain itu, pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di area aliran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gamalama untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar dingin.
Plt Kepala BPBD Kota Ternate, Ferry Hamdany Wolley dihubungi sebelumnya menyatakan, pihaknya akan terus memantau perkembangan terkini aktivitas Gunung Gamalama melalui saluran terpercaya dan tidak terpengaruh dengan informasi yang menyesatkan.