jpnn.com - Setidaknya saya sudah ke rumah masa kecil Kamala Harris. Bahwa dia kalah dalam Pilpres Amerika kemarin, toh, Anda sudah bisa menerima.
Setidaknya pula saya sudah ke TPS tidak jauh dari rumah Kamala Harris itu. Pukul 16.00 di hari pemungutan suara. Masih ramai. Orang begitu telat datang untuk menjatuhkan pilihan.
Mel (kacamata hitam di foto kanan) saat diwawancarai wartawati LA Times.--
TPS itu berada di dalam sekolah yang diliburkan: Malcom X Elementary School. Saya bebas masuk ke TPS itu dan ambil gambar.
Di koridor luar berjaga seorang petugas pengarah arah. Di dalam ruang TPS ada tiga petugas administrasi. Seorang ketua. Dan petugas-petugas kotak suara.
Kotak suaranya seperti koper. Bermulut. Beroda. Masih ada satu kotak lagi di situ –kotak pos. Banyak juga yang datang ke TPS hanya untuk memasukkan kertas suara ke kotak pos di situ.
Dari wajah saya, ketua TPS itu rupanya tahu kami dari Indonesia. "Selamat siang," sapanya dalam bahasa Indonesia cedal.
Dia orang kulit putih. Brewok. Rambut agak awut-awutan. "Sudah empat hari kami bekerja," katanya. Yang satu hari untuk menjalani latihan menjadi petugas TPS.