jpnn.com - JAKARTA - Pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dapat menurunkan bahkan mengabaikan peluang peningkatan bahaya dalam 30 tahun ke depan.
Demikian dikatakan Peneliti Nyamuk Ber-Wolbachia Universitas Gadjah Mada dr. Riris Andono Ahmad MPH. Ph.D.
“Pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia masuk pada risiko sangat rendah, di mana dalam 30 tahun ke depan peluang peningkatan bahaya dapat diabaikan,” kata Riris Andono saat dikonfirmasi ANTARA, Senin (11/11).
Direktur pusat kedokteran tropis Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK KMK) UGM ini mengatakan dalam jurnalnya bahwa Wolbachia tidak menginfeksi manusia dan tidak terjadi transmisi horizontal terhadap spesies lain juga tidak mencemari lingkungan biotik dan abiotik.
Dia menuliskan bahwa Wolbachia merupakan bakteri alami di serangga yang juga ada pada sekitar 6 dari 10 jenis serangga di dunia termasuk kupu-kupu, lalat buah dan lebah.
Wolbachia yang disuntikkan dalam tubuh nyamuk aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kapasitas nyamuk sebagai vektor dengue.
Salah satu metode pelepasan Wolbachia adalah saat nyamuk jantan yang disuntikkan bakteri Wolbachia kawin dengan nyamuk betina tanpa Wolbachia maka telur tidak akan menetas, sehingga memberikan dampak penurunan populasi.
Atau dengan metode pelepasan nyamuk jantan dan betina ber-Wolbachia agar menghasilkan telur nyamuk dengan Wolbachia.