jpnn.com - JAKARTA – Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Bina Pemdes Kemendagri) La Ode Ahmad P Bolombo menyatakan, pemerintah telah membuat berbagai program pelatihan aparatur desa, dari yang berbasis tatap muka hingga yang terbaru berbasis Learning Management System (LMS).
Program-program ini diharapkan bisa membuat desa-desa menjadi lebih mandiri dan berdaya saing di era digital.
La Ode mengungkapkan hal itu saat membuka kegiatan Rapat Kerja Teknis Pelaksanaan Pelatihan Aparatur Pemerintah Desa dan Pengurus Kelembagaan Desa Berbasis Learning Management System (LMS) Pamong Desa Tahun 2024 secara virtual, Rabu (6/11/2024) malam.
Dia sangat berharap dengan pelatihan LMS, para aparatur desa dapat lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola potensi desanya, seperti pengembangan pariwisata desa, penggunaan teknologi tepat guna, dan pengelolaan sumber daya alam, yang semuanya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
“Dengan semakin banyaknya aparatur desa yang terlatih, desa akan semakin mandiri dan sejahtera. Salah satu tujuan utama kita adalah agar desa-desa ini tidak merasa tertinggal dan dapat bersaing dengan daerah lainnya, sekaligus menciptakan kawasan desa yang lebih maju, mandiri, dan inovatif,” katanya.
La Ode menambahkan, hadirnya LMS Pamong Desa merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kapasitas aparatur desa dan pengurus kelembagaan desa secara digital.
LMS Pamong Desa sebagai suatu terobosan yang sangat baik untuk peningkatan kapasitas aparatur desa, karena memungkinkan aparatur desa untuk belajar kapan saja dan di mana saja, dengan syarat memiliki perangkat dan akses internet.
“Sejak 2015, kita telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa melalui pelatihan tatap muka dan berbagai program lainnya seperti pelatihan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) secara masif di 2023-2024,” katanya.