jpnn.com - JAKARTA - Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia.
Sayangnya, ada berbagai tantangan yang kerap mengancam para petani kakao, salah satunya dampak perubahan iklim, serangan hama dan juga penyakit.
Memahami hal tersebut, Mondelez Indonesia melalui program Cocoa Life mendorong adanya kolaborasi multisektor demi mewujudkan sektor kakao yang berkelanjutan.
“Dukungan ini diharapkan bisa memajukan sektor kakao yang juga merupakan salah satu subsektor industri makanan dan minuman (mamin) di Indonesia," kata Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar, Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria, Senin (15/9).
Dari sisi pemerintah, Kemenperin telah menginisiasi pembentukan Badan Pengelola Kakao yang diakomodir pemerintah dengan menambahkan lingkup komoditas di Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit, sehingga nomenklaturnya berubah menjadi BPDP dengan menambah lingkup komoditas Kakao, Kelapa Sawit dan Kelapa.
"Kami juga mengusulkan agar sebagian dari dana bea keluar yang dihasilkan dari ekspor biji kakao, dapat dimanfaatkan kembali untuk pengembangan hulu-hilir kakao,” kata Merrijantij.
Director Sustainability Southeast Asia Mondelez International, Andi Sitti Asmayanti, menjelaskan, Cocoa Life merupakan program kakao berkelanjutan global yang diinisiasi Mondelez International sejak 2012. Tujuannya untuk menjadikan sumber kakao lebih berkelanjutan di negara-negara penghasil kakao utama.
"Dalam menciptakan sektor kakao yang berkelanjutan, kolaborasi dan kemitraan menjadi kunci utama untuk mewujudkannya," kata Andi.