jpnn.com, JAKARTA - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas Profesor Asrinaldi menilai bukti chat dewan etik dalam grup WhatsApp PERSEPI membuktikan adanyan konflik kepentingan Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi).
Bukti chat yang beredar mengindikasikan adanya intervensi dari pihak internal Persepi dalam pengambilan keputusan.
Bukti chat tersebut memuat ancaman dari seorang oknum Dewan Etik yang berupaya menyudutkan hasil survei pilkada Jakarta dari Poltracking Indonesia. Hal ini, menurut Asrinaldi, menjadi bukti nyata adanya faktor lain di luar sekadar hasil survei.
Tangkapan layar chat Dewan Etik Persepi. Dok: source for JPNN.
“Adanya chat itu yang terjadi berarti memang ada konteks yang lain,” ujar Asrinaldi, Sabtu (9/11).
Dalam rilis resmi Poltracking, disebutkan bahwa chat tersebut berasal dari salah satu dewan etik Persepi.
Dewan etik Persepi diketahui terdiri dari Prof. Asep Saefuddin (Ketua), Hamdi Muluk (anggota), dan Saiful Mujani (anggota), yang memiliki peran krusial dalam pengambilan keputusan sanksi terhadap Poltracking.
Asrinaldi menegaskan bahwa adanya conflict of interest sangat mungkin terjadi di balik konflik ini. Dia menyebutkan bahwa salah satu anggota dewan etik, Saiful Mujani, juga merupakan pemilik lembaga survei.