jpnn.com, JAKARTA - Pengamat hukum dan politik, Dr. Pieter C Zulkifli, SH., MH menanggapi kontroversi terkait dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) yang dipantik Roy Suryo dan kawan-kawannya.
Pieter Zulkifli menilai hal itu bukan sekadar kegaduhan biasa.
Dia menyebut polemik itu mencerminkan manuver politik yang terstruktur dan berpotensi merusak fondasi demokrasi.
“Tuduhan semacam ini sejatinya telah berkali-kali terbantahkan oleh lembaga resmi negara. Namun, narasi itu terus dihidupkan dan terus didorong oleh agenda politik yang lebih bersifat personal daripada publik,” ujar Pieter Zulkifli pada Senin (19/5/2025).
Menurut dia, tindakan tersebut sebagai bentuk manipulasi demokrasi yang mengarah pada deligitimasi institusi negara.
“Jika negara terus abai, maka kita menyaksikan pembiaran terhadap degradasi hukum dan politik secara perlahan namun pasti," kata Pieter Zulkifli.
Dalam analisis politiknya, mantan Ketua Komisi III DPR ini menegaskan demokrasi tidak boleh dikorbankan demi panggung para pemburu sensasi.
Menurutnya, kegaduhan yang kembali dimunculkan oleh sebagian kalangan terkait isu dugaan ijazah palsu Jokowi tidak dapat lagi dilihat sebagai bagian dari kritik yang sehat.