jpnn.com, JAKARTA - Sebelas hari pascabencana di Aceh, akses transportasi dan komunikasi masih terputus, menghambat distribusi bantuan makanan, obat-obatan, serta tenaga medis. Posko Darurat mencatat 376 orang meninggal dunia, 92 hilang, dan hampir 1 juta jiwa mengungsi di 1.978 titik. Kendala utama terletak pada rusaknya jalan dan jembatan, khususnya di wilayah pegunungan Aceh, Aceh Tamiang, dan pesisir timur, sementara distribusi udara masih sangat terbatas.
Menanggapi kondisi tersebut, Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Edi Purwanto, menekankan tiga poin penting yang harus diutamakan pemerintah, yakni membuka akses jalan, penyediaan helikopter, dan prioritas kesehatan masyarakat terdampak.
"Fraksi PDIP menekankan pada hal pertama, segera buka akses jalan. konektivitas dibangun kembali, jembatan-jembatan yang putus di-treatment sedemikian rupa karena sebenarnya kami lihat baik itu TNI-Polri dan beberapa perusahaan swasta memiliki jembatan sementara. Instrumen tersebut bisa digunakan untuk menyambungkan akses yang terputus di beberapa tempat bencana," ujarnya dalam keterangannya, Selasa (9/12).
Terkait bantuan udara, Edi menyoroti keterbatasan helikopter. "Kedua, berkaitan dengan helikopter. Semalam kami mendengarkan paparan dari beberapa badan dan Pak Presiden pun memberikan penekanan, dan yang saya lihat kondisi helikopternya berkurang, sehingga ketika memberikan bantuan dijatuhkan dari atas langit, dan beberapa tempat protes karena sampai di bawah makanannya sudah berserakan. Hal-hal seperti ini harus dicermati dengan baik," lanjutnya.
Poin ketiga adalah penanganan kesehatan. "Kesehatan masyarakat juga harus menjadi prioritas kita. Laporan dari Kementerian Kesehatan kemarin ada enam rumah sakit yang kondisinya belum bisa berfungsi. Perlu juga untuk dipastikan bagaimana dokter-dokter siaga didorong ke sana kemudian relawan dan perawat untuk bisa didorong ke berbagai tempat bencana," jelas Edi.
Ia menegaskan perlunya percepatan bantuan pemerintah. “Korban tidak boleh terus berjatuhan hanya karena bantuan terlambat tiba. Dalam situasi darurat seperti ini, kecepatan negara menentukan hidup dan mati rakyatnya,” pungkasnya. (tan/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!

1 day ago
6





















































