jpnn.com, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto ingin Indonesia menjadi negara mandiri dalam segala bidang, termasuk pangan dan energi.
Hal ini untuk mengurangi ketergantungan dari negara lain di tengah situasi geopolitik dunia yang tidak kondusif seiring konflik di Timur Tengah dan kawasan Eropa.
Selain kemandirian pangan, energi, yang tak kalah penting adalah kemandirian dalam hal obat-obatan. Kondisi ini tidak lepas dari impor bahan baku industri farmasi dari luar negeri yang selama ini terjadi.
"Kami, di Dexa Medica Group sejak awal konsisten mendukung program kemandirian dan ketahanan kesehatan Indonesia," kata Presiden Direktur PT Dexa Medica V. Hery Sutanto, dalam Health Innovation Festival di Jakarta Convention Center (JCC) , Jumat (8/11).
Hal ini ditempuh melalui dua hal, yakni obat-obat kimia dengan menggunakan bahan baku lokal dari PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP).
Juga obat modern asli Indonesia (Fitofarmaka), yang berbahan alam asli lokal, diriset oleh orang Indonesia dan sudah dipasarkan hingga mancanegara.
"Fitofarmaka yang kami produksi memang 100% asli bahannya dari Indonesia, kecuali mungkin kemasannya, karena masih ada beberapa kemasan yang belum bisa di sini. Makanya, TKDN kami sudah di atas 80%, bahkan ada yang 90%," ungkapnya.
Dia menambahkan, kemandirian kesehatan yang paling awal harus dilakukan adalah terkait bahan baku. Hal ini karena jika mengandalkan obat-obatan berbahan baku kimia, maka bahan bakunya harus diimpor dari negara lain, masih butuh waktu lama untuk sampai level kemandirian yang advance.