jpnn.com, JAKARTA - Disertasi milik Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia di Universitas Indonesia (UI) menuai polemik.
Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM memprotes nama organisasi mereka dicatut Bahlil dalam disertasi berjudul Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia.
JATAM bahkan mengirimkan surat bernomor 611/JTM/XI/2024 tertanggal 6 November 2024 ke UI tentang penolakan pencatutan nama organisasi di dalam disertasi Bahlil.
"Kami kirim (surat, red) kemarin ke UI," kata Koordinator Nasional JATAM Melky Nahar melalui layanan pesan, Jumat (8/11).
JATAM dalam surat mereka mengaku tidak pernah memberikan persetujuan, baik secara tertulis atau lisan untuk menjadi informan utama bagi disertasi Bahlil.
Lembaga itu mengaku hanya memberikan persetujuan untuk diwawancarai peneliti Lembaga Demografi Universitas Indonesia Ismi Azkya.
"Dia hanya menjelaskan sedang melakukan penelitian terkait dengan profesinya sebagai peneliti di Lembaga Demografi UI," demikian keterangan JATAM dalam surat tersebut.
Mereka juga menjelaskan Ismi melakukan penelitian berkaitan dengan dampak hilirisasi nikel bagi masyarakat di wilayah tambang.