jpnn.com, BALI - Bea Cukai menghadapi beragam tantangan dalam pengawasan impor obat dan makanan.
Karena itu sangat dibutuhkan kerja sama erat antar-kementerian dan lembaga.
Mengingat hal tersebut, Bea Cukai bersama BPOM dan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) menggelar focus group discussion (FGD) terkait pengawasan obat dan makanan pada barang kiriman dan barang bawaan penumpang pada Kamis (7/11).
Kepala Kanwil Bea Cukai Bali, NTB, dan NTT Fadjar Donny menjelaskan FGD ini menggambarkan sinergi yang sudah terjalin dalam pengawasan pemasukan obat dan makanan.
"Kegiatan ini juga menjadi kesempatan yang sangat baik untuk dapat mendiskusikan solusi atas permasalahan yang terjadi di lapangan," ujar Fadjar.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Budi Prasetiyo menyampaikan ketiga instansi melalui diskusi ini saling bertukar informasi dan merumuskan strategi-strategi pengawasan yang harus dan dapat diterapkan.
Diskusi ini juga turut mempererat sinergi dalam menghadapi tantangan di lapangan, sekaligus menyesuaikan pedoman kerja demi peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
“Ada beragam tantangan dalam pengawasan pemasukan obat dan makanan di lapangan, baik untuk keperluan personal used maupun non-personal used. Terlebih keduanya termasuk dalam barang-barang yang impornya dilarang atau dibatasi,” kata Budi Prasetiyo.