jpnn.com, MALANG - Aliansi Mahasiwa Resah Brawijaya (Amarah Brawijaya) menggelar aksi unjuk rasa menolak kehadiran Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dalam acara seminar nasional yang digelar Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur.
Koordinator Aksi Amarah Brawijaya, Muhammad Rangga Syawalluddin mengatakan penolakan tersebut merupakan bentuk keberpihakan kepada keluarga korban pelanggaran HAM berat.
Mereka menggelar aksi di dalam gedung auditorium dengan bertemakan teatrikal mengenakan topeng bergambar wajah aktivis Munir.
Sekaligus, kata dia, sebagai upaya mengingat perjuangan aktivis Munir Said Thalib yang merupakan alumnus Fakultas Hukum UB.
Rangga mengatakan aksi penolakan terhadap Jaksa Agung dikarenakan sampai saat ini belum ada titik terang peninjauan kembali di kasus pembunuhan Munir.
"Amarah Brawijaya mempertanyakan komitmen yang disampaikan Jaksa Agung di tahun 2016 soal Peninjauan Kembali kasus Munir. Kami menilai bahwa pernyataan tersebut hanyalah omong kosong," ujarnya dalam keterangan persnya, Rabu (27/8).
Rangga mengatakan aksi penolakan diikuti oleh total 300 mahasiswa UB. Tak hanya di luar ruangan, aksi simbolik juga dilakukan oleh para peserta seminar dengan memakai topeng Munir saat Jaksa Agung sedang menyampaikan sambutan.
Dia menjelaskan aksi simbolik tersebut dilakukan untuk meningkatkan kembali kinerja Kejaksaan Agung dan Komnas HAM yang masih gagal menuntaskan kasus Munir dan pelanggaran HAM berat.