3 hours ago
4
jpnn.com, JAKARTA - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia kian mengkhawatirkan. Data terbaru dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat, 74 ribu pekerja telah kehilangan pekerjaan hanya dalam tiga bulan pertama 2025.
Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani menyebut situasi ini sebagai krisis ketenagakerjaan. Angka PHK melonjak signifikan dan belum menunjukkan tanda-tanda berhenti.
"Kita butuh solusi cepat, terutama di sektor padat karya," katanya dalam konferensi pers di Jakarta belum lama ini.
Dia menyebutkan, penyebab utama gelombang PHK adalah melemahnya aktivitas industri dalam negeri, yang memaksa perusahaan beralih ke strategi efisiensi. Di sisi lain persaingan yang kompetitif dan situasi global yang tidak menentu membawa dampak pada industri.
Di tengah kondisi ini, pekerjaan fleksibel berbasis digital muncul sebagai harapan baru. Seperti yang dilakukan Sribu, platform freelancer terbesar di Indonesia dengan meluncurkan JobPost, sebuah fitur revolusioner yang memangkas proses rekrutmen freelancer dari berhari-hari menjadi hitungan jam.
"Cukup posting proyek sekali, dapatkan puluhan proposal freelancer terbaik dalam waktu singkat. Ini solusi tepat untuk UMKM dan startup yang ingin tetap produktif dengan biaya minimal," kata CEO Sribu, Ryan Gondokusumo dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/5).
Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 1 juta freelancer, dan menjadi pasar terbesar se-Asia Tenggara. Namun, mencari talenta tepat masih seperti mencari jarum dalam jerami.
JobPost menjawab masalah ini dengan fitur smart matching yang menghubungkan klien dengan freelancer berbasis keahlian, rating, dan portofolio.
.jpeg)
