jpnn.com, JAKARTA - Kendati sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menopang lebih dari 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB), tantangan besar masih dihadapi pelaku UMKM nasional untuk bisa take off atau naik kelas.
Hasil studi menunjukkan sekitar 80 persen UMKM di Indonesia belum memiliki merek yang kuat.
Padahal, menurut Dosen Komunikasi Universitas Nasional, Dwi Kartikawati, kekuatan merek merupakan salah satu pilar penting dalam membangun dan mengembangkan usaha.
“Kekuatan brand mampu membuka akses pasar,” ujar Dwi Kartikawati dalam acara UMKM Take Off Forum yang diselenggarakan oleh Ruang Anak Muda di Jakarta, Sabtu (20/9).
Dwi menekankan bahwa branding tidak sekadar berkaitan dengan logo ataupun kemasan produk.
Lebih jauh dari itu, branding menyangkut upaya membangun keterikatan emosional dengan konsumen yang pada akhirnya diwujudkan dalam bentuk loyalitas.
Menurutnya, dalam membangun merek, pelaku usaha perlu memperhatikan nilai cerita moral serta identitas dan budaya yang melekat pada brand identity.
Elemen tersebut dapat memberikan kedalaman dan makna pada sebuah produk.