2 hours ago
1
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Nilam Sari Lawira mengharapkan Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang sedang direvisi dapat mengurangi kesenjangan kualitas pendidikan, khususnya di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Pernyataan ini disampaikan seusai Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) RUU Sisdiknas di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (6/5).
"Masalah paling mendasar saat ini adalah kurangnya fokus dan perhatian dalam menangani kesenjangan, apalagi di tengah efisiensi anggaran. Ini menjadi tantangan besar, apakah dalam kondisi efisiensi seperti ini kita masih bisa tetap fokus atau justru melenceng dari sasaran," ujar Nilam.
Legislator Fraksi Partai NasDem ini menekankan pentingnya sistem pendidikan terintegrasi dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi. "Kalau pendidikan ingin maju, sistemnya harus terintegrasi. Jangan ada jeda antar jenjang, karena pendidikan itu dimulai sejak dini bahkan dari kandungan," tegasnya.
Tantangan utama di daerah 3T, menurut Nilam, meliputi keterbatasan tenaga pendidik, infrastruktur, dan akses pendidikan. Ia mencontohkan anak-anak di wilayah kepulauan yang harus menyeberang laut dengan perahu untuk bersekolah.
"Ini bukan hanya soal biaya transportasi, tetapi soal nyawa. Karena itu, solusi seperti sekolah berasrama (boarding school) bisa menjadi jalan ke luar," jelas mantan Ketua DPRD Sulawesi Tengah ini.
Namun, Nilam mengingatkan pentingnya fokus penggunaan anggaran yang terbatas. "Anggaran yang minim ini harus benar-benar fokus, jangan lagi ada penggeseran ke hal yang tidak prioritas," pungkasnya.
RUU Sisdiknas saat ini masih dalam tahap penyusunan oleh DPR bersama pemangku kepentingan pendidikan. Reformasi sistem pendidikan ini diharapkan dapat memberikan solusi nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan di daerah 3T. (tan/jpnn)
