jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Fraksi Golkar, Andiniya KP S.Sos., BA., M.H., mengatakan bahwa tren penguatan wacana pemekaran Brebes Selatan pada 2025 masih lebih dipicu oleh dorongan politik lokal dibandingkan pertimbangan teknokratis.
Andiniya, yang mewakili Dapil Jateng 12—meliputi Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kota Tegal—mengingatkan bahwa rencana pemekaran tidak boleh hanya berlandaskan momentum politik.
“Tren pemekaran Brebes Selatan 2025 masih didorong politik lokal, sementara aspek teknokratis dan fiskal sering tertinggal,” kata Andiniya, dalam keterangannya, Jumat (5/12).
Dia menilai keberhasilan pemekaran sangat bergantung pada kemampuan birokrasi dan layanan dasar yang harus dapat berjalan optimal dalam dua hingga tiga tahun pertama.
Tanpa fondasi tersebut, pemekaran menurutnya hanya akan menjadi simbol politik tanpa manfaat nyata bagi masyarakat.
“Kalau ini tidak terwujud, pemekaran hanya akan menjadi simbol politik saja,” ujarnya.
Selain itu, Andiniya menyoroti adanya konsekuensi sosial yang perlu diperhatikan secara serius.
Menurutnya, perubahan identitas masyarakat, munculnya elite baru, hingga potensi konflik wilayah adalah dampak yang kerap kali diabaikan.

2 days ago
8





















































