Pupus Singgih hampir tak percaya saat ia membaca sebuah berita di media sosial soal kasus dugaan korupsi.
Ini karena produk yang diduga dikorupsi adalah barang yang sehari-hari ia beli: bahan bakar kendaraan jenis pertamax.
Lima kendaraan di rumahnya, tiga mobil dan dua sepeda motor, semuanya selama ini hanya diisi pertamax dengan keyakinan memperoleh kualitas yang baik.
"Saya pilih pertamax soalnya merasa [pertalite] ini buat [yang] disubsidi dan saya sayang mesin," kata Pupus.
"Ya saya jelas marah ... selama ini ternyata saya dibohongi," tambahnya sambil mengatakan pengeluarannya untuk bahan bakar paling sedikit mencapai Rp3 juta per bulan.
"Jangan cuma hukuman penjara [untuk pelakunya] ... kalau bisa sih blacklist semua keluarganya, jangan sampai dapat kerjaan, [biar] miskin sekalian."
Kemarahan konsumen seperti Pupus mendapat tanggapan oleh Pertamina awal pekan ini.
"Saya, Simon Aloysius Mantiri, sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir ini," ujar Simon dikutip dari kantor berita Antara, Senin (03/03).