jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean mengapresiasi langkah Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho yang membatasi penggunaan strobo dan sirine saat pengawalan.
Menurutnya, kebijakan ini menjadi bukti bahwa Korlantas Polri mendengarkan kritik publik dan berkomitmen melakukan pembenahan kebijakan internal.
“Kebijakan Korlantas menertibkan dan membatasi penggunaan strobo serta sirine yang hanya diperuntukkan bagi kendaraan skala prioritas adalah tindakan korektif internal. Hal ini menunjukkan bahwa Korlantas memiliki komitmen untuk menciptakan hubungan harmonis dengan membenahi aturan yang pro terhadap rakyat,” kata Ferdinand dalam siaran persnya, Minggu (12/10).
Dia menambahkan pembatasan penggunaan strobo dan sirine juga menjadi upaya mencegah penyalahgunaan fungsi sinyal darurat yang seharusnya hanya digunakan dalam kondisi prioritas.
“Dengan pembatasan penggunaan strobo dan sirine ini, Korlantas mencegah pergeseran fungsi sinyal darurat menjadi sekadar alat pengawalan kenyamanan non-prioritas. Ini merupakan bentuk komitmen untuk mengutamakan nyawa dan kepentingan kemanusiaan,” ujar Ferdinand.
Dia juga menyebut kebijakan tersebut sebagai bentuk “comeback elegan” Korlantas Polri dalam memperjuangkan keadilan di jalan raya, dengan mengembalikan makna prioritas hanya kepada tujuh golongan kendaraan yang berhak, seperti ambulans, pemadam kebakaran, kendaraan pertolongan kecelakaan, dan iring-iringan jenazah.
“Mereka telah bertindak sebagai penjaga marwah hukum di jalan raya, mengingatkan kita semua, termasuk internal mereka, bahwa di mata undang-undang dan di tengah kemacetan, hak utama sejatinya adalah hak untuk hidup dan hak untuk tertib,” pungkas Ferdinand. (cuy/jpnn)