jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ubedilah Badrun menilai pidato politik Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam acara perayaan HUT ke-17 partai bernomor dua pada Pemilu 2024 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2) kemarin, tak menunjukkan kelas sebagai Presiden RI.
Sebab, kata dia, eks Menteri Pertahanan (Menhan) RI itu begitu banyak menyampaikan sanjungan dalam pidato politik.
Ubedilah berkata demikian demi menjawab pertanyaan soal pidato Prabowo yang menyebut Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) berperan terhadap kemenangan eks Danjen Kopassus itu.
"Sambutan Prabowo di HUT Gerindra itu belum menunjukan kelasnya sebagai Presiden, karena pidatonya masih dramaturgi puja-puji yang berlebihan," kata Kang Ubed sapaan Ubedilah melalui layanan pesan, Senin (17/2).
Aktivis prodemokrasi itu mengatakan pidato yang menyatakan Jokowi faktor kemenangan Prabowo menunjukkan mesin politik Gerindra lemah.
"Jika kemenangan Prabowo itu karena faktor Jokowi itu menunjukan betapa lemahnya mesin Partai Gerindra dan koalisinya, karena betapa bergantungnya Prabowo pada Jokowi," kata Ubedilah.
Dia melanjutkan pidato Prabowo soal faktor kemenangan juga menandakan kebenaran analisis berbagai pihak tentang cawe-cawe Jokowi dalam pilpres 2024.
"Membenarkan analisis bahwa Jokowi punya kekuatan untuk cawe-cawe saat pilpres karena Jokowi masih berkuasa saat Pilpres 2024 dan dengan mesin kekuasaan itu Jokowi memanfaatkan jejaring komando dan kuasanya memanfaatkan instrumen kekuasaan untuk memenangkan Prabowo," kata Ubedilah.