jpnn.com, JAKARTA - Barisan Aksi Resistensi Al-Aqsha (BARAQ) menyuarakan sikap tegas terhadap penjajahan Israel di tanah Palestina.
Hal itu kembali didengungkan menjelang peringatan Yaumul Quds Internasional yang jatuh pada Jumat, (28/3).
Presidium BARAQ, Abbas Husain, menegaskan bahwa yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat bukan sekadar konflik, melainkan genosida sistematis yang harus dihentikan secara global.
“Kami mengecam seluruh bentuk penjajahan, agresi militer, dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Kejahatan tersebut merupakan genosida terstruktur, bukan konflik biasa dan harus dikutuk oleh seluruh umat manusia,” kata Abbas Husain dalam keterangannya, Rabu (26/3).
Menurutnya, rakyat Palestina memiliki hak eksistensial untuk melawan pendudukan.
Dia juga menyebut selama tembok apartheid masih berdiri dan blokade Gaza terus berlangsung, bentuk-bentuk perlawanan bukan hanya sah secara moral, tetapi juga dibenarkan oleh hukum internasional.
“Kami mendukung penuh perjuangan sah rakyat Palestina dalam membela tanah air dan martabat mereka. Selama pendudukan dan tembok apartheid masih berdiri, perlawanan adalah hak eksistensial mereka yang sah,” lanjutnya.
BARAQ juga menyampaikan penolakan keras atas gagasan relokasi paksa warga Gaza yang sempat dilontarkan mantan Presiden AS Donald Trump.