jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) saat ini melakukan transformasi atau memiliki paradigma baru.
Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi menyampaikan menyampaikan transmigrasi yang dilakukan bukan hanya sekadar memindahkan penduduk dari daerah padat ke wilayah longgar namun bagaimana program yang dijalankan mampu meningkatkan kesejahteraan transmigran di satuan-satuan pemukiman dan masyarakat setempat yang berada di kawasan transmigrasi.
Kawasan yang ada dikembangkan sebagai kawasan pertumbuhan baru.
“Jadi tanggung jawab Kementrans lebih luas," kata Wamen Viva Yoga dalam keterangannya, Jumat (2/5).

Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi saat tampil dalam ‘Podcast Ngegas Rakyat Merdeka’ , Jumat (2/5). Foto: Dokumentasi Humas Kementrans
Paparan tersebut disampaikan Wamen Viva Yoga saat tampil dalam ‘Podcast Ngegas Rakyat Merdeka’ yang dipandu wartawan senior Siswanto, Jumat (2/5).
Dia mengatakan minat masyarakat untuk mengikuti transmigrasi masih tinggi.
Pada 2024, masyarakat yang mendaftar untuk menjadi transmigran sebanyak 7 ribu kepala keluarga.
“Karena ada keterbatasan anggaran maka yang kami berangkatkan baru 130 kepala keluarga," terangnya.
Menurut Wamen Viva Yoga, paradigma baru dari Kementrans membuat syarat untuk menjadi transmigran lebih longgar.
“Dulu harus berkeluarga, sekarang yang jomblo atau lajang juga bisa menjadi transmigran," ungkap pria yang juga menjadi Wakil Ketua Umum PAN itu.
Longgarnya syarat untuk menjadi transmigran ini menurutnya sebagai tantangan bagi generasi Z atau yang lebih popular disebut Gen Z berpikir out of the box, kreatif, dan inovatif untuk berkiprah di kawasan transmigrasi.