jpnn.com, JAKARTA - Survei Pusat Kajian dan Analisis Ekonomi Nusantara (PKAEN) mencatat mayoritas masyarakat sadar ada pihak yang diuntungkan dalam gerakan boikot.
Direktur PKAEN Edo Segara Gustanto mengatakan temuan itu tak lepas dari belum ada kejelasan terkait produk yang diduga terafiliasi Israel.
"Sebesar 73,1 persen masyarakat setuju atau sangat setuju bahwa ada pihak yang diuntungkan oleh boikot," kata Edo saat membahas hasil survei belum lama ini.
Edo menjelaskan kemungkinan itu terbuka lantaran pemerintah atau lembaga otoritas lainnya seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum mengeluarkan daftar resmi produk yang harus diboikot hingga saat ini. Dia melanjutkan, masyarakat hanya bergantung pada daftar liar yang bisa saja disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Edo mengatakan sebaran daftar yang dapat bersifat liar tersebut dilakukan atas dasar persaingan usaha dan bukan kemanusiaan atas apa yang menimpa warga Palestina.
Dia melanjutkan kondisi ini memperburuk situasi ekonomi dan sosial Indonesia apabila dibiarkan menggantung.
Dia mengatakan boikot yang dilakukan masyarakat akan makin tak terarah sehingga menyebabkan kerugian perusahaan yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan agresi militer Israel ke Palestina.
Alih-alih menguntungkan Palestina, boikot tersebut malah berujung pada PHK terhadap tenaga kerja di dalam negeri.