jpnn.com, JAKARTA - Dolar AS atau USD mata uang cadangan dunia dan aset safe haven paling diandalkan, kini menjadi mata uang major dengan kinerja terburuk pada 2025.
USD telah terdepresiasi hampir tanpa henti sejak pertengahan Januari. Dalam tiga setengah bulan saja, Indeks Dolar (DXY), yang mengukur nilai greenback relatif terhadap kelompok enam mata uang asing utama, termasuk euro, yen Jepang, poundsterling Inggris, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss, kehilangan lebih dari 10% nilainya (dari level tertinggi 13 Januari hingga terendah 21 April).
Analis pasar finansial di Octa Broker Kar Yong Ang mengatakan pelemahan USD baru-baru ini didorong oleh pergeseran diversifikasi investasi dari mata uang safe haven ke alternatif.
Menurut Kar Yong Ang hal itu didorong oleh lindung nilai risiko dan kekhawatiran akan prospek pertumbuhan ekonomi AS.
"Kita sedang menyaksikan peralihan modal besar-besaran. Pelaku pasar menyadari bahwa dalam perang dagang, tidak ada pemenang," kata Kar Yong Ang, dikutip, Jumat (15/5).
Dia menyebur dalam jangka pendek, ekonomi AS akan menghadapi konsekuensinya, yang tidak akan bagus.
Pemain besar dengan investasi besar di AS menyadari mereka perlu melindungi risiko mata uang mereka, jadi mereka beralih ke franc Swiss dan yen Jepang.
"Juga, tarif yang lebih tinggi meningkatkan ketakutan akan resesi, sehingga trader meningkatkan taruhan mereka pada penurunan suku bunga tambahan oleh the Fed [Federal Reserve, red]. Hal itu juga berdampak buruk pada greenback," beber Kar Yong Ang.