jpnn.com - Wakil Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) Bambang Ekajaya menyebut kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) sebagai contoh sukses pengembangan properti yang terus tumbuh di tengah tantangan.
Menurut dia, PIK menjadi penanda resiliensi atau daya tahan sektor properti tanah air di tengah gejolak ekonomi.
“PIK adalah salah satu benchmark (penanda) properti nasional. Meski situasi pasar fluktuatif, pengembangan terus berlanjut hingga PIK 3 dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa jika konsep pengembangannya kuat dan konsisten, pasar tetap merespons positif,” ujar Bambang.
Lebih lanjut, Bambang menuturkan potensi pasar properti nasional masih sangat besar. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, pengusaha, yang merintis bisnis propersti sejak 2000 itu menyebut backlog (jumlah kebutuhan) hunian mencapai 15 juta unit.
Dengan demikian, potensi pasar properti sangat besar karena kebutuhan tempat tinggal belum terpenuhi secara maksimal.
Hanya saja, mayoritas kebutuhan itu dari kalangan menengah ke bawah.
“Potensi pasarnya besar sekali, tetapi harus diakui, lebih dari 70 persen kebutuhan properti saat ini datang dari segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan menengah bawah,” tuturnya.
Bambang pun menyoroti minimnya alokasi subsidi perumahan bagi MBR. Menurut dia, pada 2025 ini pemerintah hanya menargetkan 420 ribu unit rumah bersubsidi.