jpnn.com, JAKARTA - Proses pemilihan rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali mencatatkan sejarah baru.
Dalam pemilihan yang digelar di Hotel Unhas and Convention Center, Senin (3/11), Prof. Jamaluddin Jompa meraih suara tertinggi dan unggul mutlak di tingkat Senat Universitas.
“Pemilihan ini adalah mekanisme demokratis di tingkat kampus yang menunjukkan aspirasi siapa yang dianggap terbaik untuk memimpin Unhas,” ungkap Ajis Taloahu, advokat sekaligus alumni Unhas, dalam keterangan resmi.
Menurutnya, meski unggul di tingkat Senat, proses pemilihan rektor belum sepenuhnya selesai. Tahapan berikutnya akan digelar pada 14 Januari 2026, ketika Majelis Wali Amanah (MWA) melakukan pemilihan dan penetapan rektor terpilih. Pelantikan dijadwalkan berlangsung pada 28 April 2026.
Di tingkat MWA, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi memiliki porsi 35 persen suara yang dapat memengaruhi hasil akhir. Berdasarkan pengalaman di sejumlah perguruan tinggi, calon dengan perolehan suara tertinggi di Senat belum tentu otomatis terpilih di MWA.
“Melihat pengalaman di berbagai kampus, kami berharap Menteri dapat obyektif dan menghormati aspirasi Senat Universitas yang sudah melalui proses panjang dan demokratis,” tambah Ajis.
Dalam pemilihan di tingkat Senat, Prof. Jamaluddin Jompa memperoleh 74 suara, disusul Prof. Budu dengan 18 suara, dan Prof. Sukardi Weda dengan 1 suara.
Sementara tiga bakal calon lainnya, Marhaen Hardjo, Prof. Muhammad Iqbal Djawad, dan Zulfajri Basri Hasanuddin, tidak memperoleh suara. Dengan hasil tersebut, hanya tiga kandidat teratas yang berhak melanjutkan ke tahap berikutnya.

2 hours ago
1




















































