jpnn.com, JAKARTA - Organisasi masyarakat Persaudaraan Timur Raya (PETIR) secara resmi menyatakan sikap tegas untuk menghormati penuh proses hukum yang tengah berjalan di Polda Metro Jaya terkait insiden yang baru-baru ini terjadi di Kalibata, Jakarta.
Di tengah memanasnya isu di media sosial, PETIR menyerukan kepada seluruh anggotanya untuk tetap satu komando, tenang, dan tidak terprovokasi oleh narasi liar yang beredar.
?Sikap menahan diri ini tidak lepas dari kehadiran sosok sentral, seorang perwira tinggi Polri sekaligus putra asli Indonesia Timur yang dinilai mampu menjadi jembatan komunikasi yang menyejukkan bagi masyarakat akar rumput.
?Ketua Umum Persaudaraan Timur Raya (PETIR), E. Alex Kadju mengeluarkan instruksi mendesak kepada seluruh jajaran anggota di semua tingkatan.
Dia menegaskan agar tidak ada lagi anggota yang terpancing emosi akibat percakapan atau isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan di media sosial.
?Menurut Alex, respons reaktif hanya akan merugikan kepentingan bersama. Dia memastikan bahwa penanganan kasus tersebut telah diambil alih secara serius oleh pihak berwajib dan dikawal langsung oleh jajaran intelijen Polda Metro Jaya.
?"Seluruh anggota jangan lagi terpengaruh isu, narasi liar, atau percakapan di media sosial yang berpotensi merugikan bersama. Persoalan ini telah ditangani serius. Semua yang terjadi sudah menjadi jalan dan takdir Tuhan, maka saya meminta semua pihak tetap tenang dan solid," ujar Alex Kadju dalam keterangan siaran persnya, Jumat (13/12).
?Poin krusial yang berhasil meredam potensi gejolak massa dalam kasus ini adalah intervensi langsung dari Brigjen Audie Latuheru. Bagi keluarga besar masyarakat Indonesia Timur, Audie bukan sekadar aparat penegak hukum, melainkan sosok "Kakak" dan representasi kebanggaan putra daerah.

5 hours ago
3




















































