jpnn.com, JAKARTA - Pertamina berkomitmen untuk mengembangkan proyek Used Cooking Oil to Sustainable Aviation Fuel (USAF) atau avtur berbahan minyak jelantah.
Melalui sinergi anak usahanya yakni PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina Patra Niaga, Pertamina mendukung agenda nasional transisi energi, sekaligus mewujudkan dual growth strategy, yakni penguatan core business dan pengembangan new business.
Project USAF ini adalah bukti nyata komitmen Pertamina tidak hanya dalam menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga mengembangkan portofolio energi rendah karbon yang berkelanjutan.
Untuk memperkuat komitmen tersebut, Pertamina bersiap melaksanakan ekspansi dan replikasi proyek USAF yang saat ini telah dikembangkan di Kilang Cilacap akan juga dikembangkan di Kilang Dumai dan Kilang Balongan.
Untuk menandai komitmen untuk replikasi tersebut dilakukan penandatanganan komitmen pengembangan Project USAF Pertamina yang digelar di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (26/5).
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan Project USAF atau Used Cooking Oil to Sustainable Aviation Fuel merupakan inisiatif yang sangat relevan untuk menuju pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan.
Project USAF diperkuat dengan lahirnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 4 Tahun 2025 dan selaras dengan roadmap dari Kemenko Marves yang akan mendorong implementasi SAF lebih cepat dari rencana awal, yaitu dari 2027 menjadi 2026.
Melalui project ini, KPI akan mengolah minyak jelantah menjadi avtur, kemudian Patra Niaga akan membuka peluang bisnisnya agar USAF dapat digunakan secara luas dan komersil.