jpnn.com, JAKARTA - Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) bersama Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, menggelar Focus Group Discussion (FGD) serta pembahasan Perjanjian Kerja Sama (PKS) di Jakarta, Jumat (21/3).
Kerja sama itu dilatarbelakangi Indonesia sedang menghadapi tantangan kompleks dalam pengendalian penyakit menular berbasis vektor seperti demam berdarah, malaria, leptospirosis, dan penyakit zoonosis lain.
Faktor-faktor seperti perubahan iklim, urbanisasi, dan degradasi lingkungan meningkatkan risiko penyebaran penyakit tersebut.
Oleh karena itu, pencegahannya diperlukan pendekatan inovatif yang berbasis data.
Teknologi AI dan big data analytics berpotensi menjadi alat utama dalam membangun sistem prediksi, dan decision support system (DSS) yang lebih akurat dan adaptif.
Integrasi data historis penyakit, faktor iklim, dinamika vektor, serta data sosial-demografis dalam model prediksi AI dapat mengidentifikasi pola penyebaran penyakit.
Kemudian memproyeksikan potensi wabah secara presisi, dan merekomendasikan intervensi kesehatan berbasis bukti.
Dalam konteks itu, berbagai sistem yang telah dikembangkan pemerintah, seperti Sismal (Sistem Informasi Surveilans Malaria) dan SIZE (Sistem Informasi Zoonosis dan Emerging Infectious Diseases), dapat lebih dioptimalkan dengan penerapan AI.