jpnn.com - JAKARTA - Presiden Justice and Democracy Forum (JDF) Asia Pasifik Dr. Jazuli Juwaini mengapresiasi dua momentum penting yang dicapai oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam sepekan ini.
Pertama, pengakuan terhadap Negara Palestina dan persetujuan solusi dua negara dari 142 negara anggota PBB dalam Sidang Majelis Umum PBB. Kedua, hasil Komisi Penyelidik PBB yang menegaskan Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.
Meski demikian, JDF Asia Pasifik menyatakan bahwa dua hal itu harus segera diikuti dengan langkah konkret berupa pengiriman pasukan perdamaian guna mencegah dan menghentikan agresi Israel.
Menurut Jazuli, tanpa pengiriman pasukan perdamaian, seluruh resolusi, pengakuan, maupun kecaman terhadap kejahatan Israel tidak akan memberikan dampak signifikan dalam menghentikan rantai kekejaman dan penjajahan terhadap Palestina.
“Tidak ada jalan lain, kebiadaban Israel harus dihentikan melalui jalan militer yang sah secara internasional, yaitu dengan mengirimkan pasukan dari negara-negara yang prokemanusiaan dan kedamaian dunia,” kata Jazuli di Jakarta, Jumat (19/9).
Hanya saja, kata Jazuli, pengiriman pasukan perdamaian PBB harus mendapatkan persetujuan Dewan Keamanan (DK) PBB yang selama ini kerap dihambat oleh veto Amerika Serikat sebagai sekutu Israel.
Karena itu, JDF Asia Pasifik mendesak negara-negara anggota PBB untuk memperjuangkan reformasi DK PBB agar keputusan-keputusannya dapat dijalankan secara adil, termasuk dalam menghentikan agresi Israel.
Dr. Jazuli yang juga anggota DPR RI ini menekankan bahwa dunia internasional tidak boleh membiarkan agresi Israel terus berlangsung tanpa intervensi nyata.