jpnn.com, JAKARTA - Harga Bitcoin kembali menunjukkan ketahanannya dengan menembus level US$117.000, setelah Federal Reserve Amerika Serikat memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
Pergerakan positif ini diperkuat oleh arus dana institusional lewat ETF, yang terus memberikan dukungan positif pada Bitcoin.
Vice President INDODAX, Antony Kusuma menegaskan lonjakan ini memperlihatkan pergeseran kekuatan pasar.
"Investasi kripto, terutama Bitcoin, saat ini tidak hanya bergantung pada sentimen ritel, tetapi sudah masuk ke dalam kerangka investasi institusi global. Arus masuk ETF menjadi bukti nyata bahwa aset digital semakin diterima sebagai instrumen keuangan utama,” ujarnya.
Menurut Antony Kusuma, investor ritel masih menunjukkan sikap hati-hati. Data on-chain mengindikasikan penurunan pada New Address Momentum, yang berarti lebih sedikit alamat baru masuk ke pasar.
“Kehati-hatian ritel ini wajar, karena volatilitas Bitcoin memang tinggi. Namun, di sisi lain, aksi dari institusi justru menjadi fondasi utama reli kali ini,” jelasnya.
“Level psikologis US$120.000 akan menjadi tonggak penting. Jika berhasil dilewati, bukan hanya kepercayaan investor yang semakin tinggi, tetapi juga potensi masuknya likuiditas baru dari institusi akan semakin besar," imbuhnya.
Meski demikian, INDODAX menilai arah jangka panjang Bitcoin tetap positif, khususnya di tengah perubahan kebijakan moneter global.