jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Tata Ruang Suyus Windayana menjadi pembicara pada forum tematik Infrastructure Investment Process in Indonesia yang digelar dalam rangkaian International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, Rabu (11/6).
Pejabat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) itu dalam paparannya menegaskan percepatan penyusunan dan integrasi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan sistem Online Single Submission (OSS) menjadi kunci untuk menarik investasi infrastruktur di Indonesia.
Dirjen Suyus Windayana menyampaikan untuk menarik investor, ada dua kebijakan yang sudah pemerintah buat.
"Pertama, dari sisi regulasi. Kita sudah ada regulasi di Undang-Undang Cipta Kerja dan juga PP 21 Tahun 2021. PP tersebut memberikan banyak kemudahan, baik untuk kegiatan berusaha, non-berusaha, maupun untuk proyek strategis nasional,” ungkap Dirjen Suyus Windayana dalam acara yang berlangsung di Jakarta International Convention Center.
Dia menyampaikan Kementerian ATR/BPN terus mendorong percepatan penyusunan RDTR di berbagai daerah.
Targetnya, 2 ribu RDTR akan diterbitkan dalam beberapa tahun ke depan dengan lebih dari 100 RDTR diterbitkan setiap tahunnya.
RDTR yang telah terintegrasi dengan OSS terbukti memberikan dampak signifikan terhadap kecepatan pelayanan izin lokasi dan perizinan berusaha lainnya.
“Berdasarkan data, dari 350-an RDTR yang sudah terintegrasi dengan OSS, permohonan izin investasinya mencapai sekitar 340 ribu. Bandingkan dengan wilayah yang belum punya RDTR dan tidak terhubung OSS, hanya sekitar 20.000 pelayanan. Jadi, apabila ada OSS, pelayanannya lebih cepat, bisa satu hari,” jelas Dirjen Suyus Windayana.