Dinkes Yogyakarta Pantau 24 Penyakit Menular Berbahaya, dari DBD hingga Difteri

5 hours ago 3

Jumat, 10 Oktober 2025 – 17:45 WIB

Dinkes Yogyakarta Pantau 24 Penyakit Menular Berbahaya, dari DBD hingga Difteri - JPNN.com Jogja

Ilustrasi - Penanganan kasus penyakit menular di Jogja. Foto: Ricardo/JPNN.com

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta kini secara intensif memantau 24 jenis penyakit menular berbahaya yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di wilayahnya.

Mengingat status Yogyakarta sebagai kota tujuan wisata dengan mobilitas penduduk yang tinggi, langkah antisipasi ini diperkuat melalui implementasi Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Yogyakarta Lana Unwanah mengatakan bahwa tingginya mobilitas pengunjung dari berbagai daerah dan luar negeri menjadi faktor risiko utama penyebaran penyakit.

"Seorang pengunjung dengan penyakit menular berpotensi menularkan secara langsung atau tidak langsung kepada masyarakat di Kota Yogyakarta," ujar Lana di Yogyakarta, Jumat (10/10).

Sistem kewaspadaan ini telah membangun jejaring dengan 18 puskesmas dan 20 rumah sakit di seluruh Kota Yogyakarta untuk pelaporan dan analisis data mingguan.

Dari 24 jenis penyakit yang dipantau, beberapa di antaranya menjadi fokus utama karena riwayat kasus dan potensi penularannya. Berikut beberapa penyakit yang kasusnya marak di Yogyakarta:

  • Demam Berdarah Dengue (DBD): Penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya meliputi demam tinggi mendadak, sakit kepala parah, dan nyeri di belakang mata, serta berisiko menyebabkan pendarahan hebat.
  • Leptospirosis: Infeksi bakteri yang menyebar dari hewan ke manusia, umumnya melalui air atau tanah yang terkontaminasi urine hewan (terutama tikus). Gejalanya mirip flu berat, namun bisa berakibat fatal jika menyerang ginjal, hati, atau paru-paru.
  • Difteri: Infeksi bakteri serius yang menyerang selaput lendir hidung dan tenggorokan. Penyakit ini dapat membentuk lapisan tebal di tenggorokan yang bisa menyumbat jalan napas dan melepaskan racun yang merusak organ vital.
  • Campak: Penyakit akibat virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk, pilek, mata merah, dan ruam di seluruh tubuh.
  • Hepatitis: Peradangan pada organ hati yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus. Gejalanya bervariasi, dari ringan hingga berat, dan dapat menyebabkan kerusakan hati kronis.
  • Pneumonia: Infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Kantung udara bisa terisi cairan atau nanah, mengakibatkan batuk berdahak, demam, dan kesulitan bernapas.

Ketua Tim Kerja Surveilans Dinkes Kota Yogyakarta Solikhin Dwi R mengatakan SKDR berfungsi sebagai deteksi dini terhadap ancaman wabah. Sistem ini dilengkapi fitur peringatan (alert) otomatis yang akan muncul di aplikasi jika jumlah kasus suatu penyakit melebihi ambang batas normal.

"Peringatan itu akan diverifikasi oleh tenaga medis dan diikuti respons cepat berupa penyelidikan epidemiologi serta pengendalian faktor risiko di lapangan," ujar Solikhin.

Ada beberapa penyakit menular yang tengah dipantau ketat oleh Dinkes Yogyakarta seiring dengan tingginya jumlah pengunjung di Kota Pelajar.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News

Read Entire Article
Koran JPP|