jpnn.com, JAKARTA - Terdakwa kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina, Muhammad Kerry Adrianto Riza telah membuat surat terbuka.
Direktur Eksekutif Paradigma Research and Ideas Center (PRIC), Dedi Ermansyah mengatakan, yang dilakukan anak Riza Chalid tersebut adalah dugaan dari perlawanan dari mafia migas kepada institusi pemerintah.
"Manuver tersebut sangat bisa dibaca sebagai bentuk tekanan terhadap langkah pemerintah memperbaiki tata kelola migas," ujar Dedi saat dihubungi, Kamis (27/11).
Menurut Dedi, saat pemerintah dan Pertamina mulai menutup ruang-ruang gelap para mafia migas, maka wajar jika muncul perlawanan dari pihak yang merasa kepentingannya terganggu.
"Jadi, konteksnya bukan soal individu semata, tetapi tentang resistensi terhadap agenda pembenahan sektor migas,” kata Dedi.
Dedi menuturkan, saat ini fokus pemerintah adalah transparansi dan memutus rantai praktik lama yang selama ini menguntungkan jaringan mafia migas.
“Di tengah proses itu, setiap kebijakan baru pasti menggeser kepentingan. Karena itu, manuver ini sangat mungkin dilakukan sebagai upaya mempertahankan pola relasi bisnis lama yang selama ini memberikan keuntungan besar kepada jaringan tertentu,” ujarnya.
Dedi juga menyinggung jaringan mafia migas masih memiliki sumber daya untuk bisa melakukan perlawan ke pihak-pihak yang menggangu stabilitas bisnis mereka.

2 hours ago
2





















































