jpnn.com - Akhir pekan pertama Juni 2025, dua menteri Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyambangi Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Menteri dimaksud, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
Tiba di Bandara Udara Mozes Kilangin, Timika, kota Kabupaten Mimika, Papua Tengah, tak lama berselang setelah berada di langit tanah Papua, kaki Sri dan Sjafrie menyentuh Kenyam, kota Kabupaten Nduga, kabupaten yang terkenal rawan konflik dan beradu bibir dengan Taman Nasional Lorentz, taman nasional terbesar di Asia Tenggara seluas 2.348.683,31 hektare (25.056 km²).
Taman nasional kebangaan masyarakat tanah Papua dan merupakan Situs Warisan Dunia Unesco ini sangat kaya kandungan sumber daya alam (SDA) dan membentang di tiga provinsi, yaitu Provinsi Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Taman nasional ini juga meliputi wilayah Kabupaten Jayawijaya, Mimika, Asmat, Yahukimo, dan Puncak Jaya serta sebagian wilayah Nduga.
Kunjungan kedua menteri tersebut tentu menjadi harapan, asa terutama di kalangan pemerintah dan masyarakat tanah Papua.
Di lain sisi, tentu muncul tanya dalam hati masyarakat di pelosok tanah Papua, terutama yang bermukim jauh dari hiruk pikuk kemajuan daerah-daerah lain dibanding masyarakat di pelosok seperti Nduga maupun kabupaten-kabupaten lain yang kerap ditaburi konflik bersenjata.
Di kalangan sebagian pengamat, kunjungan Menteri Sri Mulyani dan Sjafrie Sjamsoeddin ke wilayah konflik seperti Nduga adalah langkah yang sangat penting.