Tanggapi Isu Ijazah Palsu, Pengamat BRIN: Ada Kelompok Tidak Suka Kebijakan Jokowi

3 hours ago 3

 Ada Kelompok Tidak Suka Kebijakan Jokowi

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Peneliti senior riset dan politik dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Syafuan Rozi (tengah) menjadi penanggap pada Center for Indonesia Strategic Actions (CISA) merilis hasil survei lembaganya bertajuk "Survei Nasional: Pandangan Publik Terhadap Isu Ijazah Palsu Pak Jokowi” di Jakarta, Kamis, 21 Mei 2025. Foto: Source for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei dari Center for Indonesia Strategic Actions (CISA) memperlihatkan mayoritas publik meyakini bahwa isu ijazah Presiden RI-7 Joko Widodo (Jokowi) adalah permainan politik lawan politik.

Diketahui, dari data survei CISA, sebanyak 89.87 persen responden menilai bahwa isu ini sangat mungkin sengaja disebarkan (dimainkan, dikapitalisasi) untuk kepentingan politik terentu yang bisa jadi lawan politik Jokowi.

Menanggapi hal itu, peneliti senior riset dan politik dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Syafuan Rozi menjelaskan bisa jadi, mereka yang kerap menyoroti aspek administrasi (pendidikan) ini sebagai celah rawan untuk menggerus warisan (peninggalan) kebijakan Jokowi.

“Fragmentasi sosial dan politik dalam negara demokrasi wajar terjadi, termasuk dalam hal ini isu (keabsahan) ijazah Pak Jokowi. Ada kelompok yang barangkali selalu memperhatikan aspek administrasi yang kebetulan bisa jadi dianggap celah. Ada pula kelompok yang tidak mengedepankan aspek itu, dan yang terpenting adalah kinerja, pengalaman dan integritasnya saat menjadi pemimpin nasional," ujar Syafuan yang menjadi salah satu penanggap dalam kegiatan "Survei Nasional CISA: Pandangan Publik Terhadap Isu Ijazah Palsu Pak Jokowi” di Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025.

Dia menambahkan dari riset CISA ini bisa jadi melihat rekam jejak Jokowi jadi jauh lebih penting dari urusan administratif akademik itu.

Syafuan menuturkan bisa jadi dari pengalaman, pengalaman, kesabaran, dan arah kebijakan itu bisa saja jauh lebih penting.

"Kita lihat, bagaimana Pak Jokowi begitu sabar saat menjabat Wali Kota Solo, ketika merelokasi pedagang kaki lima, kinerjanya selama menjabat gubernur Jakarta dan puncak kariernya menjadi presiden," ujar Syafuan yang menjadi pembahas survei itu.

Menurutnya, dalam fragmentasi itu akan ada saja kelompok yang kerap menyoroti kelemahan siapa pun pemimpin nomor satu di Republik ini.

Peneliti senior riset dan politik dari BRIN Syafuan Rozi menilai kelompok yang selalu mengkritisi soal hal ini, tidak menyukai warisan kebijakan Pak Jokowi

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
Koran JPP|