jpnn.com, JAKARTA - Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di DKI Jakarta dilaporkan melonjak tajam hingga mencapai 1,9 juta kasus dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Lonjakan ini menjadi perhatian serius di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu dan tingkat polusi udara yang masih tinggi di wilayah ibu kota.
Dosen Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ) sekaligus spesialis paru, Dr. Risky Akaputra memberikan penjelasan terkait fenomena meningkatnya kasus ISPA tersebut.
Menurutnya, ISPA merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi akut pada saluran pernapasan, baik bagian atas maupun bawah.
“ISPA itu artinya infeksi saluran pernapasan akut, bukan atas seperti yang banyak orang salah paham. Peningkatannya saat ini disebabkan oleh faktor perubahan iklim dan polusi udara yang tinggi,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa perubahan cuaca ekstrem dari panas ke hujan, disertai kelembapan tinggi, membuat saluran pernapasan manusia harus beradaptasi. Kondisi tersebut mendorong tubuh mengeluarkan sekret untuk menjaga sistem pertahanan saluran napas, dan jika ditambah paparan polusi atau asap rokok, maka risiko infeksi meningkat tajam.
Selain faktor lingkungan, kebiasaan merokok baik aktif maupun pasif juga menjadi penyumbang signifikan meningkatnya kasus ISPA.
“Asap rokok dapat merusak silia, yaitu mekanisme pembersihan alami saluran napas. Sekali hisapan rokok bisa mematikan jutaan silia yang seharusnya melindungi kita dari infeksi,” tambahnya.

3 hours ago
3




















































