jpnn.com, JAKARTA - Total pendapatan premi industri asuransi jiwa di Indonesia pada 2024 mencapai Rp185,39 triliun atau meningkat 4,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh premi bisnis baru dan premi lanjutan yang masing-masing naik 4,3%.
Dari sisi cakupan perlindungan, jumlah tertanggung industri asuransi jiwa mengalami lonjakan 80,1% menjadi 154,64 juta orang. Industri juga optimistis memandang potensi asuransi jiwa di tahun ini.
Salah satunya seperti yang dilakukan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Manulife Indonesia), bersama Bank DBS Indonesia, yang meluncurkan produk baru, Manulife Protection Optimum Elite (Manulife PRIME).
Produk ini merupakan perlindungan jiwa inovatif untuk menjawab kebutuhan masyarakat dan peningkatan nilai warisan secara likuid dan terencana.
"Ini hadir untuk menjawab kompleksitas perencanaan keuangan lintas generasi dengan cara yang lebih cerdas dan strategis," kata Wakil Presiden Direktur & Deputy CEO PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Novita Rumngangun saat peluncuran Manulife PRIME di Jakarta, Kamis (3/7).
Dia menjelaskan, lanskap manajemen kekayaan global tengah mengalami transformasi besar dengan meningkatnya jumlah individu kaya generasi baru. Selama tahun 2024, kekayaan global high-net-worth individuals (HNWI) tumbuh sebesar 4,2%, dan populasi HNWI naik 2,6%.
Selain itu, diperkirakan sekitar USD 83,5 triliun kekayaan akan diwariskan ke generasi Gen X, milenial, dan Gen Z hingga tahun 2048. Fenomena itu disebut juga sebagai the great wealth transfer.
Di Indonesia, urgensi akan pentingnya perencanaan warisan tercermin dari data Mahkamah Agung Republik Indonesia, yang mencatat banyaknya pengajuan sengketa waris sepanjang