Mahasiswa UIN Bandung Sambut Baik Ajakan Gus Nadirsyah agar Selektif Sikapi Isu Boikot

3 months ago 32

Jumat, 06 Desember 2024 – 14:20 WIB

Mahasiswa UIN Bandung Sambut Baik Ajakan Gus Nadirsyah agar Selektif Sikapi Isu Boikot - JPNN.com Jabar

Sejumlah mahasiswa mengikuti seminar di aula FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Foto: Source for JPNN.

jabar.jpnn.com, KOTA BANDUNG - Cendekiawan Muslim Prof. Nadirsyah Hosen dari Monash University, Australia, meminta para mahasiswa untuk tidak menerima mentah-mentah ajakan boikot terhadap produk-produk yang disebut-sebut terafiliasi Israel melalui media sosial. Menurutnya, mahasiswa harus bersikap selektif dalam menyikapinya.

“Sebagai mahasiswa harus bersikap kritis dalam menyikapinya. Jangan hanya ikut-ikutan emosi dan larut dalam euforia untuk boikot saja,” ujar Gus Nadir sapaan akrabnya, saat menjadi narasumber dalam sebuah seminar di aula FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dikutip Jumat (6/12/2024).

Kata Gus Nadir, dalam Fatwa MUI juga tidak pernah disebutkan kata-kata boikot sama sekali. Namun, disebutkan itu adalah mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina dari agresi Israel dan ini yang ditafsirkan beberapa pihak sebagai boikot produk.

“Jadi, sebenarnya tidak ada hukumnya untuk memboikot suatu produk tapi ternyata tidak ada kaitannya dengan afiliasi Israel, dan malah membuat kesengsaraan baru bagi masyarakat yang terkena PHK karena adanya ajakan boikot tersebut,” kata Gus Nadir.

Menurutnya, website-website yang dibuat untuk membuktikan produk-produk itu terafiliasi Israel atau tidak juga berbeda-beda outputnya baik dengan atau tanpa alasan atau penjelasan.

Tapi, intinya menurut Gus Nadir, data produk-produk yang terafiliasi Israel itu sudah dimasukkan terlebih dahulu. Dan dari hasil penelitian yang dilakukannya, ternyata siapa saja bias memasukkan data produk dan alasannya di website tersebut.

“Jadi, saat kita memasukkan nama sebuah produk, jika itu ada dalam daftar, ya jelas hasilnya juga menunjukkan bahwa produk itu terafiliasi Israel,” tuturnya.

Dia juga mempertanyakan pihak-pihak yang mengkategorikan produk itu terafiliasi Israel hanya karena produk itu dijual di sana.

“Memang tidak boleh berbisnis di Israel? Kan belum tentu orang yang buka toko atau usaha di sana pasti mendukung atau setuju dengan agresi Israel?” katanya.

Karenanya, dia meminta agar sebagai mahasiswa bisa mengkritisi hal-hal seperti ini dan jangan malah masuk kepada euforia boikotnya.

“Kita tidak menolak untuk boikot asal memang itu benar-benar terafiliasi Israel. Tapi, jangan sampai karena kebencian terhadap satu produk malah merugikan bangsa sendiri,” tandasnya.

Mendengar penjelasan yang disampaikan Gus Nadir ini, mahasiswa FISIP UIN Bandung yang hadir dalam acara tersebut mengaku mendapat pencerahan baru terkait isu boikot ini.

Danu Durohman misalnya, baru mengetahui bahwa ternyata produk-produk yang seperti disebut-sebut di berbagai media sosial selama ini ternyata perlu diklarifikasi lagi kebenarannya.

Dia menuturkan selama ini hanya tahu bahwa produk-produk terafiliasi Israel yang disebut-sebut di media sosial itu benar.

Cendekiawan Muslim Prof. Nadirsyah Hosen dari Monash University, Australia, meminta para mahasiswa untuk tidak menerima langsung ajakan boikot sebuah produk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jabar di Google News

Read Entire Article
Koran JPP|