jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyarankan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk mengucurkan uang titipan negara ke Indonesia Investment Authority (INA).
Luhut mengatakan, uang titipan negara atau Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang perlu dikucurkan Purbaya sebesar Rp 50 triliun setiap tahunnya ke INA.
“Sovereign wealth fund ini, kalau ditarik investasi Rp 50 triliun ke situ tiap tahun, dari dana yang masih sisa di Bank Indonesia (BI),” ujar Luhut dikutip Jumat (17/10).
Menurut Luhut, INA punya potensi besar untuk menjadi mesin pertumbuhan bersama dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Maka dari itu, ia menilai perlu ada intervensi dari pemerintah untuk mendukung INA.
"Maka, dari Rp 50 triliun bisa leverage Rp 1.000 triliun dalam lima tahun ke depan," katanya.
Luhut mengaku, angka yang sangat besar itu bisa menarik modal asing langsung (foreign direct investment/FDI) ke Indonesia.
Luhut pun menggarisbawahi pentingnya peran sektor swasta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.
“Peranan pemerintah kan cuma 10-15 persen dari APBN, sisanya itu harus sektor swasta. Untuk itu, harus ramah dengan FDI, itu harus jalan bagus,” ujarnya pula.