jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat mendorong peningkatan akses dan relevansi pendidikan vokasi untuk memenuhi kebutuhan industri dalam upaya mengakselerasi pencapaian sejumlah program pembangunan.
Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata.
"Kebutuhan akan sekolah vokasi yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha sangat mendesak. Apalagi pemerintah sedang berupaya meningkatkan pembangunan di sejumlah sektor," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/5).
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada akhir tahun lalu mengungkapkan jumlah mahasiswa vokasi di Indonesia hanya 8 persen dari total mahasiswa yang ada.
Di negara maju, seperti Jerman dan China jumlah mahasiswa vokasi masing-masing mencapai 49,5 persen dan 50 persen dari jumlah mahasiswa mereka.
Padahal, program Asta Cita yang dicanangkan pemerintah antara lain menargetkan pemerataan ekonomi, pembukaan lapangan kerja, dan pembangunan di desa-desa.
Menurut Lestari, realisasi sejumlah program tersebut akan sangat tergantung pada ketersediaan tenaga terampil dan siap pakai yang dihasilkan pada pendidikan vokasi.
"Relatif rendahnya jumlah mahasiswa vokasi di Indonesia merupakan tantangan yang harus segera dijawab dalam menghadapi peningkatan target pembangunan dan perkembangan dunia usaha saat ini," ungkap Rerie yang akrab disapa.