Kerusakan Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Kegagalan Tata Kelola Wisata Bahari.

6 hours ago 3

Kerusakan Terumbu Karang di TN Komodo, Potret Kegagalan Tata Kelola Wisata Bahari.

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Pengamat Maritim DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa. Foto: source for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Insiden kapal wisata bernama Apik yang dilaporkan merusak terumbu karang di perairan Pulau Sebayur Kecil, Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur, pada Sabtu (25/10), memicu keprihatinan publik.

Selain itu, muncul kritik tajam dari masyarakat maupun kalangan akademisi maritim.

Video yang beredar di media sosial memperlihatkan jangkar kapal dijatuhkan dan diseret begitu saja di dasar laut pada kedalaman sekitar lima hingga tujuh meter, menghantam struktur karang yang menjadi habitat penting bagi ekosistem bawah laut.

Menurut penjelasan DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, Pulau Sebayur Kecil selama ini dikenal sebagai salah satu lokasi penyelaman favorit wisatawan domestik maupun mancanegara, karena keragaman biota laut dan keindahan terumbu karangnya.

“Maka kerusakan akibat tarikan jangkar Kapal Apik, jelas bukan sebagai tindakan sepele, ini kejahatan serius yang dapat menghapus puluhan tahun pertumbuhan alami karang dan memicu degradasi ekosistem laut dalam jangka panjang. Harus ada pihak yang bertanggung jawab atas hal ini,” ujar Capt. Hakeng, di Jakarta.

Pengamat maritim dari IKAL Strategic Center (ISC) yang dikenal kritis ini menegaskan insiden tersebut tidak bisa dipandang hanya sebagai kelalaian nakhoda atau kesalahan teknis semata.

“Kerusakan terumbu karang dalam kawasan konservasi seperti Taman Nasional Komodo adalah pelanggaran ekologis serius. Ini bukan hanya soal satu kapal, tetapi potret kegagalan tata kelola pariwisata bahari yang tidak seimbang antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan,” tegas Capt. Hakeng.

Dia menambahkan kerusakan terumbu karang membawa konsekuensi ekologis dan ekonomi sekaligus.

Kerusakan terumbu karang dalam kawasan konservasi seperti Taman Nasional Komodo adalah pelanggaran ekologis serius.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
Koran JPP|