jpnn.com, DENPASAR - Global E-Waste Monitor 2024 mencatat produksi e-waste tumbuh lima kali lebih cepat dibandingkan kapasitas daur ulang dunia.
Tren serupa juga terjadi di Indonesia dengan timbunan e-waste diperkirakan naik dari 2,1 juta ton pada 2023 menjadi 4,4 juta ton di 2030.
Kondisi tersebut menjadi ancaman nyata bagi lingkungan, kesehatan dan masyarakat.
Oleh karena itu, Group Chief of HC, GA, Litigation & CSR Erajaya Group Jimmy Perangin Angin menyampaikan erafone terus menyuarakan pengurangan emisi lewat kampanye Jaga Bumi.
Tahun ini erafone berhasil mengumpulkan 2.255 unit e-waste, secara lingkungan, pencapaian ini setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 161.700 kg CO?, penghematan energi sebesar ±301.261 kWh, serta pengurangan kebutuhan lahan TPA/landfill seluas 10 meter persegi.
“Angka-angka ini membuktikan bahwa langkah kecil dari konsumen, jika difasilitasi dengan benar, dapat memberikan dampak lingkungan yang signifikan dan terukur. Dengan cara ini, kita tidak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga bersama-sama membangun ekosistem pengelolaan e-waste yang inklusif, terstruktur, dan berkelanjutan,” tegas Jimmy di acara konferensi pers Harmoni Bumi Bebas E-Waste di Denpasar, Bali, Kamis (18/9).
Jimmy menambahkan sebagai grup usaha yang bergerak di bidang retail teknologi, Erajaya berkomitmen untuk menjadikan keberlanjutan sebagai budaya dan bagian dari tanggung jawab utama perusahaan di seluruh vertikal bisnis.
Dia menegaskan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) menjadi fondasi operasional perusahaan dan juga bentuk tanggung jawab jangka panjang.