jpnn.com, JAKARTA - Peneliti senior Citra Institute, Efriza memberikan catatan terkait satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
Dia menjelaskan tahun pertama bagi Prabowo-Gibran adalah fase konsolidasi kekuasaan sekaligus peneguhan arah politik baru pascaera Jokowi.
Menurutnya, dari awal dilantik Oktober 2024 hingga Juli 2025, Prabowo berproses dalam menguatkan pemerintahannya dengan masih solid bersama Jokowi, lalu mencoba mengajak kerja sama PDIP.
"Namun, pada September tepatnya menjelang satu tahun pemerintahannya, Presiden Prabowo mulai berusaha keluar dari bayang-bayang pengaruh Jokowi dan mulai tidak terlalu ngotot mengajak PDIP bekerja sama," kata Efriza kepada JPNN.com, Senin (13/10).
Dia menjelaskan hal itu ditunjukkan dengan reshuffle tiga kali yang menyingkirkan orang dekat PDIP seperti Budi Gunawan (Menkopolkam) dan Hendrar Prihadi, dari jabatan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
"Akhirnya PDIP memilih sebagai penyeimbang pemerintahan alias mendukung pemerintah, tetapi tidak lagi berada di dalam pemerintahan," lanjutnya.
Efriza menjelaskan akhirnya Prabowo lebih mennguatkan kekuatan bersama empat elemen yakni: Gerindra, Militer, Golkar dan relawannyan.
"Meskipun tetap bersama, hanya pengaruh Jokowi sudah mulai berkurang setelah di-reshuffle orang-orang kepercayaannya seperti Budi Arie (Menkop) dan Erick Thohir digeser ke Menpora," jelasnya.