jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Merah Putih Stratejik Institut (MPSI) Noor Azhari menyerukan dinamika penyampaian aspirasi di ruang publik tetap berjalan dalam koridor damai dan konstruktif. Noor mengatakan bahwa demokrasi akan kehilangan makna apabila dicederai dengan tindakan anarkistis yang merusak fasilitas publik.
Dia pun mengapresiasi setiap aksi demonstrasi yang dilakukan dengan tertib dan damai, karena itu merupakan hak konstitusional warga negara. "Namun, jangan sampai aksi yang semula baik justru diprovokasi hingga berujung pada anarkistis, karena itu bukan hanya merugikan rakyat tetapi juga mencederai semangat demokrasi yang dijunjung,” kata Noor Azhari dalam keterangannya di Jakarta, Senin (1/9).
Lebih lanjut Noor mengatakan bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah berada di tengah pusaran konstelasi global yang sarat dengan kepentingan strategis. Menurut dia, posisi geografis yang sangat penting serta melimpahnya sumber daya alam Indonesia, menjadikan negeri ini sebagai incaran banyak kekuatan asing.
"Jangan sampai kelemahan internal kita (Indonesia), termasuk kekisruhan politik di dalam negeri, dimanfaatkan oleh pihak asing untuk melemahkan kedaulatan bangsa,” lanjutnya.
Noor Azhari mengungkap bahwa upaya melemahkan Indonesia bisa terjadi tidak hanya melalui ekonomi, politik, dan militer, tetapi juga dengan mendorong instabilitas sosial.
Menurut dia, aksi massa yang berubah menjadi kerusuhan, justru akan memberi peluang bagi kekuatan eksternal masuk dan mengambil keuntungan.
"Kalau stabilitas terganggu, investor lari, ekonomi jatuh, akhirnya yang paling menderita adalah masyarakat kecil. Karena itu, semua harus menjaga energi bangsa untuk pembangunan, bukan menghancurkan rumah sendiri," imbuhnya.
Dia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, agar cerdas dalam menyuarakan aspirasi.